Diceritakan
dikalangan Bani Israil terdapat seorang wanita tua yang bertempat tinggal di
samping istana seorang raja. Rumah wanita tua tersebut sangat sederhana dan
sudah sangat reyot. Bahkan kebanyakan orang dan sang raja menilai bahwasannya
rumah wanita tersebut telah mencemari keindahan istana raja yang ada di
sampingnya.
Oleh karena
itu, berkali-kali raja menawarkan kepada wanita tua tersebut untuk menjual
rumah kepadanya, ditambah lagi nanti dia akan dibangunkan rumah di daerah lain
yang lebih bagus dari rumahreyotnya tersebut. Tetapi wanita tua tersebut
bersikukuh enggan untuk menjual rumah kesayangannya tersebut.
Suatu hari
wanita tua tersebut bepergian ke suatu daerah yang cukup jauh untuk suatu
keperluan. Karena sudah lanjut usia dan tidak ada yang mengantarkannya, maka
dibutuhkan waktu berhari-hari dari mulai wanita tua tersebut berangkat dan
sampai kembali ke rumahnya.
Mendengar si
wanita tua yang merupakan tetangganya pergi, sang raja memerintahkan kepada
pasukannya untuk merobohkan rumah wanita tua yang ia anggap telah mencemari
keindahan istananya tersebut.
Setelah si
wanita tua pulang dari bepergiannya, ia mendapati rumahnya sudah hancur rata
dengan tanah. Sambil menangis sedih wanita tersebut bertanya kepada tetangganya;
“Siapakah yang dengan tega menghancurkan rumahku ini?”
Mendengar
pertanyaan si wanita tua, salah seorang tetangganya menjawab; “Yang
menghancurkan rumahmu adalah raja yang rumahnya di samping rumahmu”.
Mendengar
jawaban dari tetangganya, wanita tua tersebut langsung menengadahkan wajahnya
ke langit lalu berkata; “Wahai Tuhanku dan Sesembahanku…. Aku telah pergi dari
rumahku dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Hadir, bagi orang yang lemah Engkau
adalah Dzat Yang Menolong, dan bagi orang yang teraniaya Engkau adalah Dzat
Yang Memberikan Bantuan”. Setelah berdoa seperti itu, wanita tua tersebut
segera duduk di tempat bekas bangunan rumahnya.
Tidak begitu
lama, sang raja yang telah menghancurkan rumah wanita tua tersebut keluar dari
istananya. Ketika ia melihat wanita tua duduk di tempat bekas ruamhnya, dengan
sedikit mengejek sang raja berkata kepada wanita tua tersebut; “Wahai nenek
tua.. apa yang engkau tunggu disitu?”
Mendengar
pertanyaan sang raja, wanita tua tersebut berkata; “Aku menunggu robohnya
istanamu”.
Mendengar
perkataan si wanita tua, sang raja dan para pengawalnya tertawa
terpingkal-pingkal. Dan ketika malam sudah agak larut, tiba-tiba terjadi gempa
besar yang akhirnya merobohkan istana sang raja dan menenggelamkan sang raja ke
dalam tanah.
Setelah gempa
usai, orang-orang melihat ada salah satu sisi bangunan yang tidak roboh dan
ternyata di sisi bangunan yang tidak roboh tersebut tertulis beberapa bait
syair yang berbunyi;
Apakah kamu telah menertawakan
dan meremehkan doa? Tahukah kamu apa yang diperbuat doa?
Anak panah yang dilemparkan
pada waktu malam tidak akan pernah meleset, tetapi setiap anak panah butuh
waktu (untuk sampai pada sasaran), dan bagi setiap waktu pasti aka nada
batasnya.
Tuhan telah berkehendak
seperti apa yang telah kamu lihat. Maka, tidak ada raja yang abadi bagimu.
dikutip dari buku "Lakukan 5 Hal, Setelah itu Lakukan Dosa Sesukamu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar