Selasa, 24 Juli 2012

Mungkin Ini Yang Terbaik


     Dahulu kala, di suatu kerajaan hiduplah seorang menteri yang bijaksana, menteri tersebut menjadi orang terdekat raja yang selalu menjadi pendampingnya disetiap kesempatan.  Setiap raja tertimpa permasalahan, menteri tersebut selalu berucap kepada raja;  “Mungkin ini adalah yang terbaik”.
     Pada suatu kesempatan, karena suatu kecelakaan salah satu jari tangan raja terputus kemudian menteri tersebut kembali berucap; “Mungkin ini adalah yang terbaik”, seketika itu sang raja marah besar, kemudian raja berkata; “Apa yang kau maksud yang terbaik itu?!!”, dengan perasaan jengkel (karena merasa dilecehkan), raja memerintahkan pasukannya untuk memenjarakan menteri tersebut. Dengan tenang menteri tersebut kembali berucap; “Mungkin ini yang terbaik”. Dan dikurunglah menteri tersebut dalam penjara dalam waktu yang cukup lama.
      Pada suatu hari ketika raja pergi untuk berburu, karena saking semangatnya untuk mengejar hewan buruannya, raja memacu kencang tunggangannya sehingga para pengawalnya tertinggal jauh olehnya, sehingga sampailah raja tersebut seorang diri jauh dari para pengawalnya pada suatu tempat yang terdapat sekelompok orang-orang yang menyembah berhala. Karena raja tersebut tinggal seorang diri, ditawannlah beliau oleh para penyembah berhala tersebut yang nantinya akan dijadikan sebagai tumbal persembahan kepada berhala yang mereka sembah.
      Tetapi setelah para penyembah berhala itu tau bahwa tawanannya tersebut memiliki cacat yaitu terpotong salah satu jarinya, serta merta mereka melepaskan raja tersebut dan meninggalkannya karena dianggap cacat dan tidak pantas untuk persembahan.
      Dengan perasaan gembira luar biasa karena selamat dan tidak jadi dijadikan tumbal persembahan, raja tersebut memacu tunggangannya dengan sekencang mungkin untuk kembali ke kerajaannya. Setelah sampai di kerajaannya, hal pertama kali yang dilakukan oleh raja adalah memerintahkan pengawalnya untuk membebaskan sang menteri dari dalam penjara dan kemudian diantarkan menuju hadapan raja.
      Setelah menteri tersebut sampai di hadapan raja, dengan sepenuh hati sang raja memohon maaf kepada menteri atas perbuatannya yang telah memenjarakan menteri tersebut dengan sewenang-wenang. Setelah meminta maaf, kemudian sang raja berkata; “Sekarang aku baru mengerti dan merasakan atas hikmah kebaikan dari terpotongnya salah satu jariku, seperti yang kau katakana dulu.. Alhamdulillah”.
      Kemudian raja melanjutkan; “Yang masih menjadi pertanyaanku sekarang, apa maksud kebaikan yang kau katakan ketika aku perintahkan pengawalku untuk memenjarakanmu dulu?”
      Dengan tenang menteri tersebut menjawab; “Jika saja paduka tidak memenjarakanku waktu itu, mungkin saat ini saya tidak bisa lagi berdiri di hadapan paduka, karena mungkin saya sudah mati dijadikan tumbal persembahan untuk menggantikan paduka. Hal itu disebabkan karena saya tidak mempunyai cacat fisik dan yang seperti paduka ketahui, dulu saya menyertai paduka kemanapun paduka pergi”.
      “Oleh karena itu paduka….marilah kita selalu berprasangka baik kepada Allah Ta’ala, bahwa apapun yang ditakdirkan-Nya kepada kita semua pasti mengandung kebaikan yang mungkin tidak bisa kita pahami”.

“Allah Ta’ala berfirman;  ‘Ssesungguhnya Aku sesuai dengan apa yang dipersangkakan hamba-Ku kepada-Ku’.”  (HR. Muslim)

Dikutip dari buku “Lakukanlah 5 Hal, Setelah itu Lakukan Dosa Sesukamu”.

Rumah Reyot Nenek dan Istana Raja


      Diceritakan dikalangan Bani Israil terdapat seorang wanita tua yang bertempat tinggal di samping istana seorang raja. Rumah wanita tua tersebut sangat sederhana dan sudah sangat reyot. Bahkan kebanyakan orang dan sang raja menilai bahwasannya rumah wanita tersebut telah mencemari keindahan istana raja yang ada di sampingnya.
       Oleh karena itu, berkali-kali raja menawarkan kepada wanita tua tersebut untuk menjual rumah kepadanya, ditambah lagi nanti dia akan dibangunkan rumah di daerah lain yang lebih bagus dari rumahreyotnya tersebut. Tetapi wanita tua tersebut bersikukuh enggan untuk menjual rumah kesayangannya tersebut.
      Suatu hari wanita tua tersebut bepergian ke suatu daerah yang cukup jauh untuk suatu keperluan. Karena sudah lanjut usia dan tidak ada yang mengantarkannya, maka dibutuhkan waktu berhari-hari dari mulai wanita tua tersebut berangkat dan sampai kembali ke rumahnya.
      Mendengar si wanita tua yang merupakan tetangganya pergi, sang raja memerintahkan kepada pasukannya untuk merobohkan rumah wanita tua yang ia anggap telah mencemari keindahan istananya tersebut.
      Setelah si wanita tua pulang dari bepergiannya, ia mendapati rumahnya sudah hancur rata dengan tanah. Sambil menangis sedih wanita tersebut bertanya kepada tetangganya; “Siapakah yang dengan tega menghancurkan rumahku ini?”
      Mendengar pertanyaan si wanita tua, salah seorang tetangganya menjawab; “Yang menghancurkan rumahmu adalah raja yang rumahnya di samping rumahmu”.
       Mendengar jawaban dari tetangganya, wanita tua tersebut langsung menengadahkan wajahnya ke langit lalu berkata; “Wahai Tuhanku dan Sesembahanku…. Aku telah pergi dari rumahku dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Hadir, bagi orang yang lemah Engkau adalah Dzat Yang Menolong, dan bagi orang yang teraniaya Engkau adalah Dzat Yang Memberikan Bantuan”. Setelah berdoa seperti itu, wanita tua tersebut segera duduk di tempat bekas bangunan rumahnya.
      Tidak begitu lama, sang raja yang telah menghancurkan rumah wanita tua tersebut keluar dari istananya. Ketika ia melihat wanita tua duduk di tempat bekas ruamhnya, dengan sedikit mengejek sang raja berkata kepada wanita tua tersebut; “Wahai nenek tua.. apa yang engkau tunggu disitu?”
      Mendengar pertanyaan sang raja, wanita tua tersebut berkata; “Aku menunggu robohnya istanamu”.
      Mendengar perkataan si wanita tua, sang raja dan para pengawalnya tertawa terpingkal-pingkal. Dan ketika malam sudah agak larut, tiba-tiba terjadi gempa besar yang akhirnya merobohkan istana sang raja dan menenggelamkan sang raja ke dalam tanah.
      Setelah gempa usai, orang-orang melihat ada salah satu sisi bangunan yang tidak roboh dan ternyata di sisi bangunan yang tidak roboh tersebut tertulis beberapa bait syair yang berbunyi;

   Apakah kamu telah menertawakan dan meremehkan doa? Tahukah kamu apa yang diperbuat doa?

   Anak panah yang dilemparkan pada waktu malam tidak akan pernah meleset, tetapi setiap anak panah butuh waktu (untuk sampai pada sasaran), dan bagi setiap waktu pasti aka nada batasnya.

   Tuhan telah berkehendak seperti apa yang telah kamu lihat. Maka, tidak ada raja yang abadi bagimu.


dikutip dari buku "Lakukan 5 Hal, Setelah itu Lakukan Dosa Sesukamu"

Senin, 23 Juli 2012

Lakukanlah 5 Hal, Setelah itu Silahkan Lakukan Dosa Sesukamu

     Pada suatu hari datanglah seorang laki-laki menemui Imam Ali bin Husain radliallahu'anh, laki-laki tersebut berkata kepada imam Husain; "Aku adalah seorang laki-laki yang selalu berbuat dosa, aku sangat tidak kuat untuk tidak melakukannya, oleh karena itu berilah aku nasihat atas keadaanku ini".

     Mendengar perkataan laki-laki tersebut, imam Husain menjawab; "Lakukanlah 5 hal berikut ini, setelah itu silahkan lakukan dosa sesukamu".

    "Yang pertama; jangan sekali-kali kamu memakan rezeki dari Allah, setelah itu lakukan dosa sesukamu."
    "Yang kedua; keluarlah kamu dari wilayah kekuasaan Allah, setelah itu lakukan dosa sesukamu"
    "Yang ketiga; carilah tempat dimana Allah tidak dapat melihatmu, setelah itu lakukan dosa sesukamu"
   "Yang keempat; jika datang malaikat pencabut nyawa kepadamu, jauhkanlah dirimu darinya, setelah itu lakukan dosa sesukamu"
   "Dan yang kelima; jika nanti malaikat azab memasukkanmu ke dalam neraka, janganlah engkau mau dimasukkan kedalamnya, setelah itu lakukan dosa sesukamu"

"Negeri akhirat itu, kami  jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa." (QS.Al-Qashash:83)



dikutip dari buku "Lakukanlah 5 Hal, Setelah Itu Silahkan Berbuat Dosa Sesukamu"